Monday, December 10, 2007

PENELITIAN TINDAKAN

Langkah-Langkah Penelitian Tindakan
Ada beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melakukan penelitian tindakan (lihat misalnya Cohen dan Manion, 1908; Taba dan Noel, 1982; Winter, 1989). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah; (2) menganalisis masalah; (3) merumuskan hipotesis tindakan; (4) membuat rencana tindakan dan pemantauannya; (5) melaksanakan tindakan dan mengamatinya; (6) mengolah dan menafsirkan data; dan (7) melaporkan.
Secara alami, langkah-langkah itu biasanya tidak terjadi dalam alur yang lurus. Apabila terjadi perubahan masalah pada waktu dilakukan analisis masalah, maka diperlukan identifikasi masalah yang baru. Data diperlukan untuk memfokuskan masalahnya dengan mengidentifikasi faktor penyebab, dalam menentukan hipotesis tindakan, dalam evaluasi dsb.

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Seperti telah disinggung di muka, PTK Anda dilakukan untuk mengubah perilaku Anda sendiri, perilaku sejawat dan murid-murid Anda, atau mengubah kerangka kerja, proses pembelajaran, yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku Anda dan sejawat serta murid-murid Anda. Singkatnya, PTK Anda lakukan untuk meningkatkan praktik pembelajaran Anda. Contoh-contoh bidang garapan PTK:
1) metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan;
2) strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar;
3) prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/otentik;
4) penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
5) pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri;
6) pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan
7) administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen dan Manion, 1980: 181).

a. Identifikasi masalah
Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian tindakan adalah mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan langkah yang menentukan. Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator supaya mereka betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, etos kerja, kelancaran komunikasi, kreativitas, dsb. Pada dasarnya, masalahnya berupa kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.
Masalahnya hendaknya bersifat tematik seperti telah disebutkan di atas dan dapat diidentifikasi dengan pertolongan tabel dua arah model Aristoteles. Misalnya dalam bidang pendidikan, ada empat sel lajur dan kolom, sehubungan dengan anggapan bahwa ada empat komponen pokok yang ada di dalamnya (Schab, 1969) yaitu: guru, siswa, bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut berinteraksi dalam proses belajar-mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha memahami komponen tertentu peneliti perlu memikirkan bubungan di antara komponen-komponen tersebut.
Berikut adalah beberapa kriteria dalam penentuan masalah: (a) Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program; (b) Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai memilih masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya dan waktunya terlalu lama; (c) Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena dangkal.
Berikut ini beberapa contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan: (1) rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan mahasiswa; (2) rendahnya ketaatan staf pada perintah atasan; (3) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris; (4) rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa; (5) rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut; dan (6) rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu sekolah menengah atas.
Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi, yang dalam model Kemmis dan Taggart disebut reconnaissance, terhadap data pengamatan awal. Masalah rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut (lihat nomor 5 di atas) diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Sebagai contoh, cuplikan proses pembelajaran bermasalah tersebut disajikan dalam Gambar 3.1 di bawah ini.

Friday, December 7, 2007

BERQURBAN

Saat ini bangsa Indonesia, khususnya kaum muslimin sedang mengalami kemerosotan nilai nilai agama. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang orang muslim yang terpangaruh oleh berbagai pihak atau ajaran yang timbul karena keragu raguan yang ada pada dirinya, juga karena semangat beribadah yang mulai menurun.

Idul Adha sebentar lagi akan tiba. Salah satu ibadah yang harus kita tunaikan khususnya bagi yang sudah mampu adalah menunaikan ibadah Qurban sebagai salah satu bukti kecintaan kita kepada Allah., sebagaimana yang dicontohkan Nabi Allah Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya demi menjalankan perintah Allah SWT semata.

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih qurban, janganlah mendekati tempat shalat kami." (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim menshahihkannya).

Jika kita menengok kisah Nabi Ibrahim AS, begitu banyak pengorbanan yang beliau beserta keluarga berikan. Setelah beliau menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan seorang anak, ternyata Allah memerintahkan untuk mengirim istri beserta anaknya yang masih bayi ke daerah gersang dan tidak ada siapa-siapa. Tetapi beliau beserta keluarganya tetap menjalankan perintah Allah tersebut.

Selain itu, saat anak Nabi Ibrahim AS, yaitu Nabi Ismail AS menginjak usia remaja, datang lagi perintah Allah untuk menyembelih anak beliau. kita pasti sudah mengenal cerita ini, bahkan sudah berkali-kali. Apapun perintah Allah, meskipun berat, perlu pengorbanan yang sangat besar, tetapi Nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah Allah tersebut. Motivasi Nabi Ibrahim AS mau berkorban, menyembelih anak beliau, begitu juga anak beliau Ismail remaja, yang rela untuk disembelih. Yah, motivasi mereka ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah, unttuk menjalankan perintah Allah sebagai hamba.

Kita tidak pernah diperintah Allah untuk berkorban seperti itu, tidak. Perintah-perintah yang bebankan kepada kita sangatlah ringan jika dibandingkan dengan pengorbanan nabi Ibrahim AS, mudah-mudahan kita bisa mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS untuk ikut serta berkorban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berkorban Apa Saja
Apa saja, banyak hal yang bisa kita lakukan yang menuntut sedikit pengorbanan dari kita, Kita harus semangat untuk mengorbankan sedikit uang, sebagian dari penghasilan kita untuk membantu fakir miskin, anak yatim, orang tua jompo dan sebagainya Mengorbankan sedikit waktu, untuk ikut serta berdakwah, menyeru kepada kebaikan, melarang kemungkaran. Semangat mengorbankan sedikit waktu, untuk menengok tetangga kita, adakah yang tidak mempunyai makanan? Semangat mengorbankan perasaan, untuk menyambung tali silaturahmi terhadap orang yang membenci kita?
Kita juga harus bersemangat untuk mengorbankan rasa kantuk, empuknya kasur, dan hangatnya selimut untuk bangun malam melaksanakan sholat malam
Mengorbankan waktu senggang kita untuk membaca dan mengkaji Al Quran
Dan masih banyak lagi pengorbanan- pengorbanan yang bisa kita lakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Yakinlah kita pasti i bisa menumbuhkan semangat untuk berqurban, bukan semangat untuk mencari qurban atau mencari daging qurban. Bagi kita yang belum pernah berqurban, masih bisa, masih ada waktu sebelum ajal menjemput kita.. Pada hakekatnya, sebenarnya bukan pengorbanan kita, tetapi semua adalah kebutuhan kita (abushafa)

Wednesday, December 5, 2007

LETTERS

Samples

Bandung, December 6, 2008

Attention To:
Mr. Imantoro
Human Resources Department
PT. Persada Bumida Terpadu
Jl. Raya Sukamaju No. 11
Tangerang



Dear Sir,

On this good opportunity, I would like to apply as a Instrumentation and Control System Engineer in your company. My name is Firdaus, 22 years old, male, single, energetic and healthy. I am a Control System Engineer and graduated from Padjajaran University on May 2007 with GPA 3.78. I would like to have career to expand my experience.

My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.

Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification.

I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.



Sincerely yours,



Firdaus
Phone : 022 - 7258243
Jl. Melati No.23
Bandung - 40122


Contoh ke 2.
Bogor, December 6, 2007
Attention To:
Human Resources Department
Yayasan KPT
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong



Dear Sir/Madam,

Having known about a vacancy advertised on Kompas, December 4, 2007 , I am interested in the position of Account Executive (AE).
I am a 26 year old male, graduated from a reputable university, having skill in English, both written and oral and also operating computer. I am a hard worker, able to work in individual and in team.

I would gladly welcome an opportunity to have an interview with you at your convenience. I hope my skills can be one of your company's assest. I am looking forward to hearing from you in the near future. Thank you for your consideration and attention.



Sincerely yours,



Asep Catur Putra



Enclosures :
- copy of ID Card
- copy of Final Certificate
- photo
- Curriculum Vitae